
Timbul segudang pertanyaan tentang kemungkinan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebagian banyak orang mungkin menganggap kesempatan itu sangatlah kecil bahkan bisa dikatakan imposible! Apalagi dengan keadaan prestasi Timnas Indonesia belum terlalu mentereng di perhelatan sepak bola dunia. Dalam sejarahnya, Indonesia tidak pernah lolos ke putaran final Piala Dunia, bahkan tidak pula di tahap akhir babak kualifikasi zona Asia. Belum lagi masalah yang terjadi di dalam tubuh PSSI sendiri yang masih belum apik dalam menyelenggarakan liga domestik. Tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Berhenti bermimpi sama saja menghancurkan segudang harapan yang mungkin akan menjadi kenyataan. Hal inilah yang harus Indonesia tinggalkan untuk menyongsong Indonesia yang lebih baik, khususnya pada bidang persepakbolaan Indonesia. Utnuk mewujudkan impian itu tentunya dibutuhkan banyak persiapan dan kerjasama dari semua elemen, mulai dari pemerntah, PSSI, kalangan persepakbolaan, sampai seluruh masyarakat Indonesia.
Butuh proses lama sebuah Negara ditunjuk sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022. Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 membutuhkan proses yang panjang juga syarat yang berat. Meski demikian, Indonesia sudah berani menatap ke depan yaitu mencoba mewujudkan penyelenggaraan tunamen paling akbar di muka bumi ini. Dalam hal ini, kinerja yang paling dibutuhkan adalah kinerja dari PSSI. Tentunya kinerja yang nanti bisa dilihat hasilnya dan juga dapat dipertangunggjawabkan. Kinerja PSSI sangat vital dalam hal ini. Oleh karena itu, faktor kejujuran dan kedisiplinan sangat dibutuhkan. Banyak hal yang harus dilakukan oleh PSSI mulai dari perencanaan, pemantapan, dan selanjutnya pelaksanaan. PSSI harus dapat menentukan langkah yang terbaik untuk bisa mencapai impian itu. Langkah-langkah yang harus ditempuh pun tidak kalah banyak mulai dari persiapan infrastruktur, perbaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sampai pengelolaan administrasi yang jujur dan benar serta dapat diterima oleh seluruh kalangan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk menggelar event sepakbola di dunia ini memang diperlukan infrastruktur yang memadai. Bukan hanya stadion tapi juga hotel dan sarana lainnya yang diperlukan untuk memastikan negara tersebut layak untuk menyelenggarakan Piala Dunia. Delapan stadion harus dipersiapkan secara mantap. Stadion yang bisa menampung 40 ribu penonton, serta stadion cadangan. Satu stadion wajib berkapasitas minimal 80 ribu penonton untuk pembukaan dan final. Ada beberapa stadion yang memiliki kapasitas itu yaitu Gelora Bung Karno ( GBK ), Jaka Baring, Jalak Harupal, dan Palaran. Perbaikan infrasturktur dasar juga harus dilakukan sedari dini agar bisa menghasilkan hasil yang memuaskan. Selain itu juga dibutuhkan pengawasan yang super ketat dalam pelaksanaan perbaikan infrasturktur ini agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan.
Segala persiapan memang harus dilakukan, namun itu semua tidak akan dapat berjalan lancar jika tidak ada pendanaan yang cukup. Faktor pendanaan dalam hal ini sangatlah penting. Semua event jika tidak ada pendanaan yang cukup pastilah tidak akan dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. Mungkin bagi Indonesia masalah dana merupakan masalah paling memberatkan. Hal ini dapat dilihat dari masalah-masalah yang terjadi di liga domestik. Banyaknya klub dalam negeri yang mengalami kebangkrutan, keterlambatan gaji, sampai masalah korupsi di badan PSSI. Itulah yang menjadi cerminan bagi pengadaan pendanaan. Namun hal ini masih bisa dimaklumi bila PSSI mampu mempersiapkan dana yang besar bagi penyelenggaraan Piala Dunia. Namun jika kita bayangkan hal itu tidak akan pernah tercapai, tapi sekali lagi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Oleh karena besarnya dana yang dibutuhkan, maka PSSI harus benar-benar berpikir secara cerdas tentang jalan keluar yang harus dipilih. Tentunya hal ini akan menjadi mudah jika semua ikut berpikir mengenai jalan keluar tersebut. Banyak jalan yang bisa dipilih dalam masalah ini. Bisa saja PSSI mengajak perusahaan-perusahaan besar, baik dalam maupun luar negeri untuk bekerjasama. Selain itu kerjasama dengan negara-negara lain juga diperlukan agar kerja sama dengan luar megeri tetap bisa berjalan lancar. Jika Indonesia berani menjamin memberikan hasil yang menguntungkan dan memuaskan, bukan tidak mungkin mereka dengan senang hati membantu kita. Oleh karena itu PSSI harus benar-benar bekerja super aktif untuk bisa menghasilkan dana yang besar demi bisa berjalannya penyelenggaraan Piala Dunia.
Jika semua persyaratan telah terpenuhi maka faktor terakhir yang diperlukan adalah faktor dukungan. Baik dukungan dari pemerintah maupun dukungan dari masyarakat. Dukungan penuh dari masyarakat dalam hal ini menjadi sangat penting karena event ini sangat berhubungan dengan dunia masyarakat. Kita tahu bahwa di negara kita, bisa dikatakan bahwa sepakbola merupakan alat pemersatu bangsa. Hiporia ini sudah dapat dilihat saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF 2007. Semua masyarakat sangat berantusias berbondong-bondong memadati stadion Gelora Bung Karno. Hal ini juga bisa membantu dalam hal pendanaan, karena dengan besarnya penjualan harga tiket maka keuntungan yang akan didapatkan semakin besar. Selain itu peran masyarakat juga diperlukan untuk membangun semangat kinerja PSSI, karena dengan besarnya dukungan yang diberikan semakin besar pula rasa tanggung jawab yang harus PSSI panggul. Yang pasti, untuk mejadi tuan rumah Piala Dunia banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan di setiap kota untuk mewujudkan harapan tesebut bisa tercapai.
Mengingat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 bukanlah hal yang mudah, maka dibutuhkan kerjasama dari semua kalangan. Diharapkan dalam hal ini semua elemen masyarakat bisa bahu membahu untuk mewujudkan harapan tersebut, karena bukan tidak mungkin impian itu akan tercapai jika semua saling bahu membahu. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa mewujudkan impian menjadi kenyataan. Yang dibutuhkan sekarang ini adalah rasa kepercayaan untuk bisa mewujudkannya. Mewujudkan impian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bravo spak bola Indonesia!!!
Butuh proses lama sebuah Negara ditunjuk sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022. Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 membutuhkan proses yang panjang juga syarat yang berat. Meski demikian, Indonesia sudah berani menatap ke depan yaitu mencoba mewujudkan penyelenggaraan tunamen paling akbar di muka bumi ini. Dalam hal ini, kinerja yang paling dibutuhkan adalah kinerja dari PSSI. Tentunya kinerja yang nanti bisa dilihat hasilnya dan juga dapat dipertangunggjawabkan. Kinerja PSSI sangat vital dalam hal ini. Oleh karena itu, faktor kejujuran dan kedisiplinan sangat dibutuhkan. Banyak hal yang harus dilakukan oleh PSSI mulai dari perencanaan, pemantapan, dan selanjutnya pelaksanaan. PSSI harus dapat menentukan langkah yang terbaik untuk bisa mencapai impian itu. Langkah-langkah yang harus ditempuh pun tidak kalah banyak mulai dari persiapan infrastruktur, perbaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sampai pengelolaan administrasi yang jujur dan benar serta dapat diterima oleh seluruh kalangan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk menggelar event sepakbola di dunia ini memang diperlukan infrastruktur yang memadai. Bukan hanya stadion tapi juga hotel dan sarana lainnya yang diperlukan untuk memastikan negara tersebut layak untuk menyelenggarakan Piala Dunia. Delapan stadion harus dipersiapkan secara mantap. Stadion yang bisa menampung 40 ribu penonton, serta stadion cadangan. Satu stadion wajib berkapasitas minimal 80 ribu penonton untuk pembukaan dan final. Ada beberapa stadion yang memiliki kapasitas itu yaitu Gelora Bung Karno ( GBK ), Jaka Baring, Jalak Harupal, dan Palaran. Perbaikan infrasturktur dasar juga harus dilakukan sedari dini agar bisa menghasilkan hasil yang memuaskan. Selain itu juga dibutuhkan pengawasan yang super ketat dalam pelaksanaan perbaikan infrasturktur ini agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan.
Segala persiapan memang harus dilakukan, namun itu semua tidak akan dapat berjalan lancar jika tidak ada pendanaan yang cukup. Faktor pendanaan dalam hal ini sangatlah penting. Semua event jika tidak ada pendanaan yang cukup pastilah tidak akan dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. Mungkin bagi Indonesia masalah dana merupakan masalah paling memberatkan. Hal ini dapat dilihat dari masalah-masalah yang terjadi di liga domestik. Banyaknya klub dalam negeri yang mengalami kebangkrutan, keterlambatan gaji, sampai masalah korupsi di badan PSSI. Itulah yang menjadi cerminan bagi pengadaan pendanaan. Namun hal ini masih bisa dimaklumi bila PSSI mampu mempersiapkan dana yang besar bagi penyelenggaraan Piala Dunia. Namun jika kita bayangkan hal itu tidak akan pernah tercapai, tapi sekali lagi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Oleh karena besarnya dana yang dibutuhkan, maka PSSI harus benar-benar berpikir secara cerdas tentang jalan keluar yang harus dipilih. Tentunya hal ini akan menjadi mudah jika semua ikut berpikir mengenai jalan keluar tersebut. Banyak jalan yang bisa dipilih dalam masalah ini. Bisa saja PSSI mengajak perusahaan-perusahaan besar, baik dalam maupun luar negeri untuk bekerjasama. Selain itu kerjasama dengan negara-negara lain juga diperlukan agar kerja sama dengan luar megeri tetap bisa berjalan lancar. Jika Indonesia berani menjamin memberikan hasil yang menguntungkan dan memuaskan, bukan tidak mungkin mereka dengan senang hati membantu kita. Oleh karena itu PSSI harus benar-benar bekerja super aktif untuk bisa menghasilkan dana yang besar demi bisa berjalannya penyelenggaraan Piala Dunia.
Jika semua persyaratan telah terpenuhi maka faktor terakhir yang diperlukan adalah faktor dukungan. Baik dukungan dari pemerintah maupun dukungan dari masyarakat. Dukungan penuh dari masyarakat dalam hal ini menjadi sangat penting karena event ini sangat berhubungan dengan dunia masyarakat. Kita tahu bahwa di negara kita, bisa dikatakan bahwa sepakbola merupakan alat pemersatu bangsa. Hiporia ini sudah dapat dilihat saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF 2007. Semua masyarakat sangat berantusias berbondong-bondong memadati stadion Gelora Bung Karno. Hal ini juga bisa membantu dalam hal pendanaan, karena dengan besarnya penjualan harga tiket maka keuntungan yang akan didapatkan semakin besar. Selain itu peran masyarakat juga diperlukan untuk membangun semangat kinerja PSSI, karena dengan besarnya dukungan yang diberikan semakin besar pula rasa tanggung jawab yang harus PSSI panggul. Yang pasti, untuk mejadi tuan rumah Piala Dunia banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan di setiap kota untuk mewujudkan harapan tesebut bisa tercapai.
Mengingat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 bukanlah hal yang mudah, maka dibutuhkan kerjasama dari semua kalangan. Diharapkan dalam hal ini semua elemen masyarakat bisa bahu membahu untuk mewujudkan harapan tersebut, karena bukan tidak mungkin impian itu akan tercapai jika semua saling bahu membahu. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa mewujudkan impian menjadi kenyataan. Yang dibutuhkan sekarang ini adalah rasa kepercayaan untuk bisa mewujudkannya. Mewujudkan impian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bravo spak bola Indonesia!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar