Kamis, 06 Mei 2010

KEGIATAN KLASIFIKASI KAPAL

Klasifikasi kapal merupakan kewajiban para pemilik kapal berbendera Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang menyatakan bahwa kapal - kapal yang wajib klas adalah kapal - kapal dengan ketentuan :

  • Panjang > 20 m dan atau
  • Tonase > 100 m3 dan atau
  • Mesin Penggerak > 100 PK dan atau
  • Yang melakukan pelayaran Internasional meskipun telah memiliki Sertifikat dari Biro Klasifikasi Asing.
Lingkup klasifikasi kapal meliputi :
  • Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar.
  • Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal.
  • Semua perlengkapan dan permesinan yang di pakai dalam operasi kapal.
  • Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.
Sebelum kapal dapat diregister di BKI, maka kapal tersebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan teknik BKI. Pemenuhan tersebut melalui proses persetujuan gambar teknik yang selanjutnya dilakukan survey di lapangan.

Untuk kapal yang dibangun sesuai dengan persyaratan peraturan klasifikasi akan ditetapkan notasi klas kapal tersebut pada saat selesainya pemeriksaan secara keseluruhan melalui survey klasifikasi dengan hasil yang memuaskan. Untuk kapal yang sudah dioperasikan, BKI juga melasanakan survey periodik untuk menjamin bahwa kapal masih memenuhi persyaratan klasifikasi tersebut. Seandainya terjadi kerusakan yang mungkin berpengaruh terhadap kondisi klasifikasi diantara masa survey periodik, maka pemilik kapal dan/atau operatornya diwajibkan menginformasikan kerusakan tersebut kepada BKI.

Dalam melaksanakan proses klasifikasi, BKI mengimplementasikan Peraturan Teknik, meliputi :
  • Evaluasi teknis terhadap rencana desain dan dokumen yang berkaitan dengan kapal yang akan dibangun untuk memeriksa pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku;
  • Melaksanakan survey dan pemeriksaan proses konstruksi kapal di galangan kapal oleh surveyor klasifikasi dan juga pemeriksaan pada fasilitas produksi yang menghasilkan komponen utama kapal, seperti pelat baja, permesinan, generator, propeler dll untuk menjamin bahwa kapal dan komponennya dibangun sesuai dengan persyaratan klasifikasi;
  • Pada saat selesainya pembangunan tersebut diatas dan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan selama pembangunan, bila seluruh persyaratan dipenuhi, maka BKI akan menerbitkan sertifikat klasifikasi.
  • Pada saat kapal tersebut beroperasi / berlayar, pemilik kapal harus mengikuti program survey periodik dan diluar survey periodik untuk memeriksa kondisi kapal tersebut agar tetap sesuai dengan kondisi dan persyaratan untuk mempertahankan klasifikasinya.
Kapal yang sudah memiliki klasifikasi, diwajibkan untuk terus melaksanakan survey yang dipersyaratkan untuk mempertahankan status klasifikasinya. Jenis-jenis survey periodik ini, antara lain survey pembaruan kelas (class renewal), survey tahunan (annual survey), survey antara (intermediate survey) dan survey dok (docking/bottom survey). Selain itu survey poros baling-baling, boiler, permesinan dan survey khusus lainnya sesuai dengan persyaratan klasifikasi. BKI akan menerbitkan survey status dan diinformasikan kepada pemilik.

Klasifikasi kapal dilaksanakan berdasarkan pengertian bahwa kapal dimuati, dioperasikan dan dirawat dengan cara yang benar oleh awak kapal yang kompeten dan berkualifikasi. Pemilik kapal bertanggung jawab untuk menjamin bahwa perawatan kapal dilakukan dengan cara yang benar hingga survey periodik berikutnya sesuai persyaratan. Juga menjadi kewajiban pemilik kapal atau yang mewakilinya untuk menginformasikan kepada surveyor klasifikasi saat survey diatas kapal, semua kejadian atau kondisi yang berpengaruh terhadap status klasifikasi.

Bila kondisi mempertahankan klasifikasi ini tidak dipenuhi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) atau mencabut (withdrawn) status klasifikasinya berdasarkan referensi persyaratan klasifikasi. Kapal mungkin akan kehilangan status klasifikasinya untuk sementara atau secara permanen. Demikian juga, kapal yang tidak melaksanakan survey periodik tepat waktu sesuai dengan peraturan klasifikasi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) status klasifikasinya.

Surveyor Klasifikasi dalam melaksanakan survey meliputi :
  • Keseluruhan pemeriksaan item survey sesuai dengan daftar isian yang didesain sesuai dengan persyaratan klasifikasi;
  • Pemeriksaan yang lebih mendetail terhadap bagian-bagian tertentu;
  • Menyaksikan (witness) proses pengujian (testing), pengukuran (measurement) dan percobaan (trial) untuk meyakinkan pemenuhan terhadap persyaratan klasifikasi.
Bilamana surveyor menemukan korosi, kerusakan struktur atau kerusakan lambung kapal, permesinan dan peralatan terkait dimana menurut opini surveyor akan mempengaruhi status klasifikasi kapal tersebut, maka surveyor akan mengeluarkan rekomendasi untuk mengatasi ketidak-sesuaian tersebut diatas. Rekomendasi tersebut wajib dilaksanakan oleh pemilik kapal untuk melakukan tindakan perbaikan dan repair pada periode waktu tertentu dalam rangka mempertahankan klasifikasinya.

Semua status klasifikasi kapal, berupa sertifikat dan laporan survey yang dikeluarkan oleh BKI dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam operasional kapal tersebut. Pihak asuransi mempergunakannnya untuk menetapkan premi asuransi dan klaim asuransi, pihak pemilik muatan mempergunakannya untuk jaminan bahwa muatannya diangkut oleh kapal yang laik, pihak pemilik kapal mempergunakannya untuk mengetahui status kondisi kapal dan perawatannya serta untuk kepentingan komersial memasarkan jasanya angkutannya dan pihak Pemerintah mempergunakannya sebagai law enforcement untuk memberikan clearance atau surat ijin berlayar.
POROS PROPELLER UNTUK PEMUTAR BALING-BALING

Poros propeler mirip tongkat panjang dari baja untuk memutar baling-baling....Dalam pemasangan kemudi yang tidak segaris dengan sumbu propeller terhadap kemampuan maneuvering kapal. Dari percobaan tersebut hanya dibahas interaksi antara peletakan kemudi dan lambung. Namun dalam penelitian ini dibahas interaksi antara propeller dan peletakan kemudi.

Permasalahan utama pergeseran letak kemudi adalah pada saat inspeksi terhadap poros propeller poros kemudi juga ikut dicopot karena letak kemudi yang segaris dengan sumbu poros propeller. Dengan adanya pergeseran ini pengaruh terhadap kemampuan maneuvering kapal juga ditinjau. Dari pergeseran letak kemudi akan dicari nilai gaya lift (gaya pada yang mengakibatkan kapal berbelok) paling besar terhadap variasi peletakan kemudi dan arah putaran propeller.

Dalam penelitian ini akan disimulasikan pergerakan aliran fluida menggunakan software yang berbasis Computational Fluid Dynamics (CFD), untuk menganalisa pressure, gaya lift dan gaya drag yang terjadi rudder. Rudder akan divariasikan dalam berbagai jarak dan dimodifikasi dalam beberapa sudut gerak rudder. Dalam percobaan studi kasus propeller yang yang dipakai memiliki sudut 1,320 terhadap centerline kapal. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan terlihat bahwa konfigurasi kemudi di sebelah luar propeller (outward) memiliki gaya lift (gaya untuk manuvering kapal) yang lebih besar dari pada peletakan kemudi di dua tempat yang lain (center dan inward)

MESIN 4 TAK


Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).

Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :

Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.

Prosesnya adalah ;

  1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
  2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
  3. Kruk As berputar 180 derajat
  4. Noken As berputar 90 derajat
  5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH KOMPRESI

Langkah Kompresi

Langkah Kompresi

Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.

Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.

Prosesnya sebagai berikut :

  1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
  2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
  3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
  4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
  5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
  6. Noken as mencapai 180 derajat

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH TENAGA

Langkah Tenaga

Langkah Tenaga

Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.

Prosesnya sebagai berikut :

  1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
  2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
  3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
  4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
  5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
  6. Putaran Noken As 270 derajat

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH BUANG

Exhaust stroke

Exhaust stroke

Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

Prosesnya adalah :

  1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
  2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
  3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
  4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
  5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)

—————————————————————————————————————————————–

FINISHING PENTING — OVERLAPING

Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

manfaat dari proses overlaping :

  1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
  2. Pendinginan suhu di ruang bakar
  3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
  4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.

Benda akan seimbang jika pas diletakkan di titik beratnya

Benda akan seimbang jika pas diletakkan di titik beratnya

Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.

Mari kita tinjau suatu benda tegar, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan, secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.

Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar berikut ini.

seorang yang meloncat ke air dengan berputar

seorang yang meloncat ke air dengan berputar

Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.

Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.

Orang ini berada dalam keseimbangan

Orang ini berada dalam keseimbangan

Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.

Sabtu, 17 April 2010



PLIMSOLL MARK





Ditampilkan di sini hanya untuk ilustrasi. Biasanya jarak antara garis geladak dan tanda Plimsoll lebih besar dari yang ditampilkan di sini. Jarak antara garis geladak dan tanda dimana kapal tersebut dimuat adalah Freeboard tersebut. Tanda diperlukan untuk secara permanen tetap ke bagian tengah kapal kapal di kedua sisi lambung dan dicat dengan warna yang kontras dengan warna lambung.
LTF – Lumber, Tropis Segar – Ini adalah konsep dimana kapal dapat membawa beban ketika kayu di zona Segar Tropis ditunjuk.
LF – Kayu, segar – ini adalah draft kapal yang dapat membawa beban ketika kayu di zona ditunjuk segar.
LT – Lumber, Tropis – Ini adalah draft kapal yang dapat membawa beban ketika kayu di zona tropis yang ditunjuk.
LS – Lumber, Summer – Ini adalah draft kapal yang dapat membawa beban ketika kayu di zona Summer ditunjuk.
LW – Lumber, Musim Dingin – Ini adalah draft kapal yang dapat membawa beban ketika kayu di zona Winter ditunjuk.
LWNA – Lumber, Musim Dingin, Atlantik Utara – Ini adalah draft kapal yang dapat membawa beban ketika kayu di Musim Dingin zona Atlantik Utara yang ditunjuk.
F – Segar – Ini adalah konsep dimana kapal dapat memuat jika tidak membawa kayu di zona ditunjuk segar.
TF – Tropis, segar – ini adalah draft yang dapat memuat kapal jika tidak membawa kayu di zona ditunjuk Tropis Segar
F – Segar – Ini adalah konsep dimana kapal dapat memuat jika tidak membawa kayu di zona ditunjuk Fresh
T – Tropis – Ini adalah draft yang dapat memuat kapal jika tidak membawa kayu di zona ditunjuk Tropis
S – Summer – Ini adalah konsep dimana kapal dapat memuat jika tidak membawa kayu di zona ditunjuk Summer
W – Winter-Ini adalah konsep dimana kapal dapat memuat jika tidak membawa kayu di zona yang ditunjuk Musim Dingin
WNA – Winter, Atlantik Utara – Ini adalah draft yang dapat memuat kapal jika tidak membawa kayu di Musim Dingin Atlantik Utara yang ditunjuk zona
LR – Lloyds Daftar – The initals dari Lembaga Klasifikasi yang memberikan tanda.
Inisial mungkin lainnya adalah: BV – Biro Veritas, GL – Germanischer Lloyd, AB – Amerika Biro Pengiriman, dan seterusnya.
Tanda ini digunakan dalam hubungannya dengan grafik loadline, yang jelas-jelas menunjukkan area yang ditunjuk dan tanggal yang berlaku untuk zona.
Sebuah loading kapal di zona musim panas untuk sebuah pelabuhan di zona lain dengan persyaratan freeboard mungkin lebih tinggi, misalnya, beban ke tanda musim panas, dengan ketentuan bahwa ia telah cukup meringankan karena konsumsi bahan bakar dan air oleh zona waktu yang dicapai bahwa dia ini telah memenuhi.
Semua kapal harus, selain memiliki loadline secara permanen ditandaidi kedua sisi lambung, membawa sertifikat loadline, yang dikeluarkan oleh masyarakat klasifikasi, sertifikat ini menentukan jarak dan konsepdiperlukan untuk itu kapal tertentu.
Zona loadline bagan
Beberapa fakta tentang garis Plimsoll.
Ketika, pada 1836, perhatian publik mengenai hilangnya kapal dan awak mencapai titik di mana Parlemen Inggris dipaksa untuk menunjuk sebuah komite untuk menyelidiki peningkatan jumlah bangkai kapal. Pada tahun 1850, undang-undang disahkan untuk menciptakan Departemen Kelautan Dewan Perdagangan, untuk menegakkan penerapan undang-undang yang mengatur awak, kompetensi awak, dan pengoperasian kapal pedagang. Pertempuran pertama dari garis beban telah dimulai.
Meskipun panggilan untuk peraturan, pemerintah Inggris menghindari campur tangan langsung dengan operator kapal sampai, tahun 1870 Samuel Plimsoll, anggota DPR dari Midlands industri, menuntut penciptaan batas keselamatan, garis “beban” untuk membatasi berat dimuat di kapal kargo kapal.
Plimsoll terkena apa yang dia sebut sebagai “kapal peti mati” yang diciptakan oleh overloading, dan menyusun rancangan undang-undang untuk memperbaiki kondisi kapal kapal pedagang.Pemerintah membentuk “Royal Komisi” untuk menyelidiki praktik laut dan kondisi pedagang dan banyak terekspos “malpraktek” yang dilakukan oleh “pemilik buruk.” J bill reformasi diperkenalkan pada 1875 namun dikalahkan. Kesadaran publik dari praktek-praktek buruk dan penyalahgunaan Namun telah menjadi luas, dan pada tahun 1876 peraturan garis beban pertama dibuat menjadi undang-undang. Hukum ini diterapkan pada semua kapal di pelabuhan menelepon Inggris. Karena kapal ini setiap pedagang terapung membawa “tanda tangan” dari Samuel Plimsoll, seorang politikus dari Derby, bagian dari Inggris lebih dekat dengan pacuan kuda dan Robin Hood dari laut.
Siapa yang Mengatur kapal?
Mark Plimsoll (Garis Muat) dan Amerika Pengiriman
Posisi dari garis beban itu tidak ditetapkan oleh peraturan di tahun-tahun awal dan ada variasi yang cukup besar dalam bagaimana jalur ini ditandai dengan sisi kapal. kapal Amerika dimuat untuk menggunakan formula yang berdasarkan “inci per kaki kedalaman terus” (metode yang digunakan di Britania sebelum 1890) sampai 1917, ketika AS Pengiriman Dewan diperlukan kepatuhan kepada British Board of Trade standar berdasarkan satu set dihitung freeboard tabel.
Garis beban legislasi diperkenalkan dalam kongres tahun 1920 dan gagal. Tidak sampai 1929 adalah beban Line UU disahkan di Amerika Serikat, lebih dari satu abad setelah kerugian kapal akibat kelebihan muatan menjadi masalah diakui dalam industri.
Ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi alokasi tanda Plimsoll ke kapal.
Kekuatan Struktural – Semakin dalam draft kapal (jumlah kapal yang di bawah air), semakin besar adalah beban dikenakan pada struktur kapal.
Kompartementalisasi – Dalam hal terjadi kecelakaan (atau korban dalam hal laut), jumlah daya apung cadangan yang tersedia akan tergantung pada bagaimana lambung dibagi ke dalam kompartemen kedap air yang terpisah. Kompartementalisasi ini sangat penting dalam desain dan konstruksi kapal penumpang dan garis beban subdvision khusus ditugaskan untuk kapal tersebut.
Deck Tinggi – Platform tinggi (ketinggian dek cuaca di atas permukaan air) adalah ukuran tentang bagaimana kapal tersebut dapat terpengaruh oleh laut yang menyapu geladak.
Stabilitas melintang – Meskipun freeboard tidak secara langsung menentukan stabilitas sisi-ke-sisi kapal, freeboard lebih tinggi akan memungkinkan kapal untuk roll jauh sebelum menenggelamkan dek.
Formulir Hull – Sheer menggambarkan kurva antara haluan dan buritan. Sebuah kapal dengan freeboard tinggi pada busur dan keras dibandingkan dengan midships (mana freeboard diukur) memiliki cadangan bouancy lebih.
Kepenuhan – Bentuk hull pada sebuah air. Sebuah salib persegi-bagian seperti pada sebuah kapal tanker, diuraikan sebagai “penuh” dan memiliki daya apung cadangan kurang dengan freeboard yang sama dari lambung lebih bulat seperti itu dari kapal tunda atau liner.
Panjang – Sebuah kapal panjang hanya beberapa meter dari freeboard memiliki daya apung cadangan kurang dari sebuah kapal yang lebih pendek dengan freeboard yang sama.
Jenis kapal tanker dan Cargo – dan kapal kargo apung Lumber dengan freeboard membutuhkan waktu kurang dari satu kapal penumpang atau containership.
Variabel-
Musim dan Zona – Cuaca kondisi normal yang ditemukan sepanjang rute perdagangan efek kapal kelayakan laut nya. Kapal berlayar Atlantik Utara di Musim Dingin yang terkena kondisi parah lebih dari satu berlayar di sekitar Laut Selatan.
TRANSPORTASI LAUT
Keberangkatan Dipengaruhi Banyak Factor :


-Faktor Upaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membenahi ketepatan waktu keberangkatan (on time performance) kapal akan sulit terealisasi. Ini karena keberangkatan kapal dipengaruhi oleh banyak faktor, khususnya terkait karakteristik wilayah.


-Faktor alam dan lingkungan lebih menentukan keberangkatan kapal dan belum tentu bisa sesuai jadwal yang sudah ditetapkan semua pelabuhan. Perbedaan karakter ini seharusnya juga disikapi pemerintah untuk tidak terlalu jauh berpatokan hanya pada jadwal keberangkatan. Ini karena berangkat atau tidaknya kapal bukan hanya disesuaikan dengan jadwal, melainkan juga faktor cuaca dan kondisi pelabuhan.Hal ini diakui Corporate Secretary PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Captain Daniel E Bangonan. Dia menyebutkan, alur perjalanan suatu kapal memengaruhi keberangkatan. Banyak kapal harus terlambat dari jadwal sekitar dua hingga tiga jam, bahkan lebih.Dia mencontohkan, untuk keberangkatan kapal dari Tanjung Priok, Jakarta, yang dipengaruhi oleh kedatangan kapal. Misalnya, bila kedatangan terlambat dua jam, maka ketika sandar, kapal juga akan terlambat lebih dari dua jam. Belum lagi menunggu proses bongkar-muat.Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono me-nyebutkan, pembenahan jadwal keberangkatan kapal bertujuan untuk me-ningkatkan kinerja pela-yanan yang belakangan dinilai banyak mengalami kemunduran. Seperti kapal milik Pelni yanng sering mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah ditentukan. "Kita akan be-nahi semua agar benar-be-nar tepat waktu. Pemba-nahan ini khusus kami lakukan terhadap kapal-kapal Pelni," katanya.Menurut dia, selain keberangkatan kapal, pembenahan juga dilakukan di pelabuhan. Ini karena operasional kapal dan pelabuhan memengaruhi ketepatan waktu keberangkatan. Untuk tahap awal, paling tidak dalam tujuh hari selama sepekan ada kapal yang singgah atau sandar di pelabuhan perintis secara tepat waktu. Kapal-kapal di kawasan terpencil juga harus diutamakan, karena selama ini cenderung sering telat. Padahal untuk melayani rute perintis, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi (public service obligation/PSO).Tahun ini, Kemenhub mengalokasikan dana PSO untuk PT Pelni sebesar Rp 600 miliar. Angka ini sama dengan PSO Pelni pada tahun lalu, namun lebih rendah ketimbang PSO 2008 sebesar Rp 800 miliar.Demi meningkatkan dan mengukur tingkat pe-layanan kepada masya-rakat, sebanyak tiga kapal milik Pelni dijadikan pro-yek percontohan untuk standar pelayanan maksimal. Ketiga kapal tersebut meliputi Kapal Motor (KM) Kelud, KM Bukit Siguntang, KM Gunung Dempo. KM Kelud melayani rute Batam, KM Bukit Sigun-tang beroperasi untuk rute Ambon dan wilayah timur lain, serta KM Gunung Dempo yang melayani rute Biak Numfor.


DEFINISI-DEFINISI
TRACK :lintasan yang ditentukan untuk diikuti atau yang harus dilalui antara suatu tempat menuju ketempat lainnya
GROUND TRACK :haluan tergaris terhadap dasar bumi
WATER TRACK :haluan yang dikemudikan (for leeway)
TRACK ANGLE :arah dari track/haluan (dalam derajat)
HEADING :arah horisontal/mendatar dari haluan kapal pada suatu saat.
COURSE (Co) :arah haluan kapal
SET :arah kemana arus atau arus pasang surut yang mempengaruhi kapal.
DRIFT :jarak yang ditujukan dalam sebuah kurun waktu dikarenakan adanya arus atau arus pasang surut yang mempengaruhi kapal
LEEEWAY :effect dari angin yang bertiup pada kapal sehingga menyebabkan adanya leeway
LEEEWAY ANGLE :beda sudut dalam derajat antara water tract dan arah haluan kapal
SEA POSITION :titik(point)yang keduukan kapal pada water track
DEAD RECKONING:perhitungan kira-kira berdasarkan haluan dan jarak dari sebuah titik yang diketahui posisinya
DR.position :posisi yang dihasilkan berdasarkan perhitungan (dead reckoning)
Estimate Position :posisi kemungkinan terbaik dari kapal dengan perhitungan haluan,dan jarak tempuh dari posisi terakhir yang diketahui,dengan memasukkan perhitungan pengaruh angin,arus dll